Rabu, 10 Agustus 2011

Menghilangkan Cemas dan Menikmati Hidup


Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Dengan berbagai kemampuan yang dimiliki yang bersumber dari pikiran dan iman. Dalam perjalanan hidupnya, manusia menjalani kehidupan ini dari tahun ke tahun hingga berabad-abad kemudian dengan mengalami evolusi pengetahuan.

Semakin hari perkembangan ilmu pengetahuan menggiring manusia menjalani suatu kehidupan yang kompleks dan beragam.
Tanpa disadari akibat dari perkembangan jaman tersebut menimbulkan beberapa rasa yang sangat mengganggu, antara lain adalah rasa cemas.
Kecemasan merupakan suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi seseorang karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan. (Lazarus,1969)

Cemas berasal dari bahasa Anglo-Saxon kuno yang berarti Choke atau tersedak. Efek dari cemas ini antara lain: perut menjadi mulas, keringat dingin, migraine, pingsan dan lain-lain.
Jadi tanpa kita sadari kita juga mempunyai bakat kemampuan untuk merusak diri kita sendiri yang bersumber pada perasaan.

Mengatasi Kecemasan

Ketakutan dan cemas adalah bagian dari pikiran yang mempunyai porsi lebih besar dari keberanian, agar bisa terbebas dari rasa takut dan cemas adalah pembentukan iman yang kuat.

Iman yang kuat akan membentuk mental yang kokoh sehingga iman mampu mengatasi ketakutan. Membentuk iman yang kuat berdasarkan pada keyakinan diri sendiri dan keyakinan kita pada Tuhan adalah kuncinya. Bentuklah kebiasaan yang menegaskan diri anda memiliki keimanan yang kuat, bentuklah pikiran anda bahwa anda bisa melawan rasa takut dan cemas yang tidak normal itu dari pikiran anda.
Hal lainnya adalah membentuk keberanian anda untuk bermain dengan kecemasan dan ketakutan, kecemasan tidak akan pernah menang bila anda tidak menganggapnya lebih kuat daripada kondisi nyatanya.

Kecemasan adalah hal yang akan membuat kita selalu berada di bawah dan tertekan, bila kita mau menjadi pribadi yang ingin menikmati hidup maka belajarlah untuk mengatasi rasa cemas itu sendiri. Sehingga dapat menjalani keseharian dengan senyuman.

“kecemasan bukan hal yang menakutkan, dan tidak
ada yang perlu dicemaskan lebih dari sewajarnya”.
(J.Bagus)

Lanjut Baca >>

Senin, 01 Agustus 2011

Membangun dan Meningkatkan Rasa Percaya Diri



Pengetahuan yang kurang serta cepatnya arus globalisasi yang berkembang pesat pada saat ini mau tidak mau membuat sebagian dari diri kita merasa tersisihkan. Ini diperberat dengan kurangnya minat untuk menjadi lebih maju, lebih meningkatkan diri kearah yang positif. Sehingga pada saat tertimpa masalah, pada saat terpuruk seringkali melakukan perbuatan yang merugikan yang kerap kali berujung pada kematian.

Pemahaman dan pengertian kita pada kemampuan yang kita memiliki senantiasa dianggap remeh dan kadang di abaikan. Meniru dan menduplikasi akhirnya menjadi jalan keluar pencarian mereka. Padahal bila dicari dan dipahami lebih mendalam, kita sebagai insan mahkluk Tuhan yang paling sempurna dapat mengembangkan segala potensi dan kreatifitas dalam diri kita yang dapat bermanfaat untuk sesame dan alam sekitarnya.

Manusia sebagai insan Tuhan memiliki kekuatan, kemampuan bergerak serta pikiran (bayu, sabda, idep). Sehingga kalau digali lebih mendalam lagi adalah manusia sebagai Diri dan hatinya sebagai Jati Diri. Bilaman manusia tidak mempunyai hati serta perasaan, pada saat itulah manusia kehilangan Jati Dirinya sehingga memudahkan manusia berbuat salah dan keluar dari tatanan kehidupan yang sebenarnya. Menggali potensi pada diri sendiri dilandaskan pada Kejujuran, Keikhlasan, Kepasrahan. Bahwasanya apapun yang ada di alam ini adalah diawali dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian. Diantara 2 hal tersebut yang ada adalah Belajar, belajar untuk mengarungi kehidupan dengan segala macam prosesnya. Pada belajar hidup inilah rasa percaya diri sangat berperanan penting untuk mencapai kehidupan yang benar.

Membangun dan meningkatkan diri selalu diawali Kejujuran, kejujuran diri untuk belajar sesuatu hal yang kita tidak mengerti, kejujuran terhadap kemampuan kita belajar dan menyerap pengetahuan serta kejujuran terhadap berbagai rasa yang kita alami.
Kemudian Keikhlasan, ikhlas menerima dari segala sesuatu yang telah kita lakukan serta ikhlas menanti berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
Kemudian dari 2 hal yang telah disebutkan itu maka kita menuju Kepasrahan, pasrah menerima apapun hasil dari setiap apa yang telah kita lakukan dan kita perbuat. Baik atau kurang baik kita terima sebagai suatu pembelajaran hidup.

Insan yang percaya diri adalah insan yang percaya terhadap Jati Diri dan sudah tentu percaya juga terhadap Sang Pencipta sebagai penguasa alam dan penguasa kehidupan. Rasa percaya diri adalah podasi manusia untuk menjalani hidup menuju kebenaran. Salah satu rasa yang mencerminkan sifat Yang Maha Kuasa yang terdapat pada diri kita sebagai manusia.

Sebaik-baiknya hati adalah yang siap menerima kenyataan
Sebaik-baiknya perbuatan adalah yang dilakukan dengan
segala keikhlasan. (J.Bagus)
Lanjut Baca >>